Kamis, 17 Maret 2011

Meski Dihantam Tsunami, Jepang Tetap Laksanakan Mega Proyek di RI

Kamis, 17/03/2011 16:35 WIB
Meski Dihantam Tsunami, Jepang Tetap Laksanakan Mega Proyek di RI 
Ramdhania El Hida - detikFinance

Jakarta - Pemerintah Jepang memastikan, pembangunan proyek-proyek besarnya di Indonesia terus berjalan. Salah satunya adalah proyek Metropolitam Priority Areas (MPA).

"Meskipun terjadi gempa dan tsunamai, Jepang tetap menjalankan proyek MPA dengan baik," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Makiko Kikuta saat ditemui di Hotel Borobudur usai bertemu Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Jakarta, Kamis (17/3/2011).

Menanggapi hal tersebut, Hatta menyatakan keyakinan atas komitmen Jepang tersebut. Karena Jepang cukup mampu dan kuat untuk mendanai perbaikan negaranya pasca gempa dan tsunami, tanpa perlu menarik modalnya dari negara lain.

"Mereka akan tetap berkomitmen, dan Jepang terlalu kuat untuk kolaps karena tsunami ini. Mereka salah satu negara yang kuat dan kaya. Justru dalam keadaan seperti ini saya melihat keyakinan bahwa Jepang meningkatkan investasinya di luar," ujar Hatta pada kesempatan yang sama.

Dari pertemuan tersebut, Hatta menyebutkan terdapat 3 agenda yang telah ditetapkan dengan Jepang. Pertama, penetapan proyek-proyek mendesak (fast-track projects). Yang termasuk ke dalam proyek-proyek tersebut adalah:
  1. Pelabuhan Internasional: memperluas Pelabuhan Tanjung Priok dan membangun pelabuhan internasional baru.
  2. Pengembangan Area Industri di Timur Jakarta: Smart Community dan peningkatan jaringan jalan di area industri Timur Jakarta.
  3. Pembangunan MRT dan peningkatan Jabodetabek Commuter Railway System
  4. Pembangunan  jalan di Jabodetabek.
  5. Bandara dan Infrastruktur Perhubungan: Pembangunan jalur kereta api ke bandara Soekarno-Hatta dan memperpanjang lintasan bandara Soekarno Hatta.
  6. Persediaan air bersih dan sistem limbah di kawasan Metropolitan.
  7. Pengelolaan pembuangan limbah.
  8. Pengelolaan banjir dengan memperbaiki pompa di Pluit.
  9. Tenaga Listrik/Infrastruktur energi:pembangunan Transmisi Jawa-Sumatera, Indramayu coal-fired power plant, Banten coal-fired power plant, gas-fired power plant and Floating Storage Regasification Unit (FSRU), dan Rajamandala Hydroelectric Power Plant.
Kedua, lanjut Hatta, Indonesia dan Jepang sepakat untuk menyelesaikan studi masterplan MPA dalam satu tahun ini.

Dalam masterplan tersebut, Hatta menyatakan tidak hanya substansi dari proyek MPA melainkan juga skema pembiayaan yang rencananya akan dibiayai lebih banyak oleh pihak swasta Indonesia dan Jepang.

"Kami sepakat studi masterplan tentang MPA akan mulai Mei ini diperkirakan 1 tahun dan di dalamnya tidak hanya berkaitan substansi tapi juga skema pembiayaan. Jadi intinya skema PPP yang melibatkan lebih banyak swasta Jepang dan Indonesia, Jepang katanya akan menggunakan dana ODE," ujarnya.

Ketiga, Hatta menyebutkan Jepang dan Indonesia menyepakati pertemuan tingkat tinggi pada bulan Maret ini.

"Pertemuan tersebut terkait peraturan-peraturan baru Indonesia yang perlu dipromosikan mengenai perpajakan, pabean, foreign direct investment, investasi, dan semua yang menyukseskan program MPA ini. Nanti tidak hanya pejabat Indonesia tapi juga dari Jepang dan Kadin," ujarnya.

Sedangkan pertemuan kedua, lanjut Hatta, akan dilakukan pada kuartal II-2011 guna melihat progress report dari masterplan MPA tersebut dan quick win projek mana yang bisa dilakukan dengan cepat.

Meskipun belum memastikan jumlah investasi yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut, Hatta memperkirakan jumlah investasi tersebut akan lebih dari US$ 20 miliar.

"Total investasi akan kita bahas mulai bulan Mei ini masterplan-nya. Dari sejumlah fast track project itu. Besar sekali. Investasi jepang itu 5 besar di Indonesia," katanya.

(nia/dnl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar